Tuesday 15 July 2014

KISAH ORANG GILA DAN AHLI IBADAH


Suatu hari seorang orang gila berjalan dekat seorang Abid (Ahli Ibadah) yang sedang beribadah dalam keadaan menangis dan air mata yang mengalir keluar. Si Abid berdoa “Ya Tuhanku, Jangan masukkan hamba ke nerakamu, ampunilah dan kasihanilah hamba. Ya Allah yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang, jangan Engkau azab hamba dengan nerakamu. Sesungguhnya hamba ini sangatlah lemah, tiada daya dan upaya sedikit pun dalam menolak serta menghindari pedihnya azabmu. Badan hamba yang begitu lemah, kulit hamba yang sangat tipis, tulang hamba yang begitu rapuh, tidak akan sanggup untuk menahan panasnya api nerakamu. Ampunilah hamba dan kasihanilah hamba ya Allah”.

Mendengar doa Abid tersebut, orang gila itu pun tertawa terbahak-bahak begitu keras hingga mengalihkan konsentrasi si Abid. Ia pun bertanya pada orang gila tersebut “apa yang membuatkan kau ketawa wahai orang gila?”.

Orang gila menjawab “Kerana kamu menangis lantaran takut api neraka”.

Si Abid kembali bertanya “Dan kamu tidak takutkah pada dahsyatnya api neraka ?”

“Tidak, aku sama sekali tidak takut” ujar Orang gila itu.

Giliran Si Abid yang ketawa dan berkata “memang benar engkau ternyata sudah gila”.

Orang gila itu lalu berkata, “bagaimana mungkin engkau takut neraka wahai Abid padahal kamu mempunyai Tuhan yang Rahmatnya begitu luas meliputi segala hal?”

“Itu lantaran aku memiliki dosa yang jikalau Allah hukum dengan keadilanNya, Nescaya aku akan terlempar ke neraka. Dan Aku takut dan menangis supaya Allah merahmatiku dan mengampuni seluruh dosaku sehingga aku tidak dihisab kelak lantaran adilNya beliau. Dan dengan Kurnia, Kebijaksanaan dan Kasih SayangNya, Allah masukkan aku ke Surga dan menjauhkanku dari api neraka” jawab si Abid.

Mendengar jawaban itu, Si Orang gila pun tertawa lebih kuat dari yang sebelumnya. Dengan kesal, Abid bertanya kembali, “kenapa engkau tertawa ?”.

Si Orang gila menjawab “Wahai Abid, bukankah kamu memiliki Tuhan yang Maha Adil dan tidak Akan merugikanmu sedikitpun lalu kamu takut akan keadilanNya ?”.
”Disisimu ada Allah yang maha Pengampun, Maha Penyayang dan Maha menerima taubat lalu engkau takut akan nerakaNya ?”.

Si Abid balas bertanya “Apakah engkau tidak takut pada Allah, hai orang gila ?”.

“Tentu saja, Aku takut pada Allah tapi ketakutanku bukan kerana nerakaNya” jawab si orang gila.

Si Abid tercengang, lalu berkata “Jadi jika kamu tidak takut kepada nerakaNya, lantaran kamu takut apa?”.

Orang gila itu menjawab “Aku takut saat Allah menghadapiku dan bertanya padaku ‘Kenapa kamu derhaka padaKu wahai HambaKu ?". Kalau pun aku masuk neraka, aku lebih suka dimasukkan ke sana tanpa harus ditanya seperti itu oleh Allah nanti. Sungguh Azab neraka akan terasa lebih mudah bagiku dari menghadapi dan ditanya Allah dengan pertanyaan itu. Sungguh, aku tidak sanggup menghadapi Allah dengan mataku yang telah berkhianat padaNya dan menjawab pertanyaanNya dengan lidah yang begitu sering mendustai PerintahNya. Kalaupun aku masuk ke neraka dan Allah redha padaku, maka itu tidaklah mengapa”.
Si Abid kembali tercengang dengan jawaban orang gila tersebut, dan kali ini membuatnya berfikir lama. Orang gila itu pun berkata “wahai Abid, aku akan menceritakan pada mu sebuah rahsia namun jangan kamu ceritakan pada siapa pun”.

“Rahsia apa itu wahai orang gila yang cerdas?” jawab Abid.

“Wahai Abid, sesungguhnya Tuhanku tidak akan memasukkan ku ke neraka. Kamu tahu sebabnya kenapa ?”

“Kenapa ?” tanya si abid. 

“Kerana Aku menyembahNya lantaran aku cinta dan rindu padaNya, sedangkan kamu menyembahNya lantaran kamu takut akan nerakaNya dan tamak terhadap SurgaNya.” Jawab Orang Gila.

“Persangkaanku terhadapNya lebih baik dari persangkaanmu, harapku padaNya lebih utama dari harapMu. Oleh kerana itu, kenapa kamu tidak berharap sesuatu yang lebih utama dari apa yang sekarang kamu harapkan padaNya ?" Orang Gila pun berlalu sambil terus tertawa meninggalkan Si Abid yang kembali menangis tersedu-sedu.

4 comments: