Sunday 22 July 2018

PEMBESAR QURAISY MENCURI DENGAR AL QURAN


Pada suatu malam Abu Jahal keluar dari rumahnya dengan tujuan akan mendengarkan bacaan Nabi SAW dengan sembunyi-sembunyi, agar tidak diketahui oleh orang lain. Kerana pada umumnya para ketua musyrikin Quraisy mengerti, bahwa Nabi SAW biasa mengerjakan solat setelah jauh malam dengan membaca ayat-ayat Al-Qur'an yang telah diturunkan kepada beliau dengan suaranya yang enak diden­gar oleh siapa saja yang mendengarnya. Dan pada malam itu juga Abu Sufyan bin Harb dan Akhnas bin Syuraiq dengan diam-diam juga keluar dari rumah mereka dengan tujuan yang sama hendak mendengarkan ayat-ayat yang dibaca oleh Nabi SAW dengan cara sembunyi-sembunyi.

Maka dengan tidak tahu-menahu, kerana memang tidak dengan kesepa­katan lebih dahulu, mereka datang menuju ke tempat Nabi SAW dengan sembunyi-sembunyi, dan Nabi SAW sendiri pun tidak tahu bahwa mereka itu mendengarkan bacaannya.

Dengan duduk terpaku di samping rumah Nabi SAW mereka masing-masing mendengarkan dengan tenang ayat-ayat suci yang dibaca oleh Nabi SAW di dalam solatnya sehingga hampir waktu fajar menyingsing. Maka setelah hampir fajar, mereka pun kembali dengan melalui jalan yang berbeza. Tiba-tiba mereka bertemu di tengah jalan yang akan menuju ke satu jalan, dan akhirnya mereka berja­lan bersama-sama. Ketika itulah mereka saling tanya-menanya tentang dari mana mereka masing-masing itu. Lalu masing-masing pun menerangkan bahwa mereka  dari rumah Nabi SAW untuk mendengarkan bacaan beliau. Kemudian mereka berjanji di waktu yang akan datang tidak akan mengerjakan demikian lagi, kerana khuatir kalau-kalau perbuatan itu didengar dan diketahui oleh pemuda-pemuda Quraisy.

Pada malam kedua, mereka sama datang lagi ke tempat itu juga, kerana masing-masing menyangka bahwa kawannya tidak akan datang lagi ke tempat itu untuk mendengarkan ayat-ayat yang dibaca oleh Nabi SAW Dan pada waktu paginya dengan tidak disangka-sangka mereka bertemu lagi ditengah jalan, lalu mereka berjanji lagi, tidak akan berbuat sekali lagi pada waktu yang lain, kerana khuatiri kalau-kalau didengar dan diketahui oleh para pemuda Quraisy, yang akhirnya akan membawa akibat yang tidak diinginkan oleh mereka masing-masing.

Kemudian pada malam ketiga, dengan tidak tahu-menahu, mereka datang lagi sebagaimana yang terjadi pada dua malam yang lalu dan setelah mereka masing-masing bertemu, lalu mengadakan perjanjian antara satu dengan yang lain, bahwa masing-masing tidak akan mengerjakan seperti itu lagi, kerana sangat membahayakan atas diri mereka masing-masing.

Setelah matahari akan memancarkan sinarnya, Akhnas bin Syuraiq mengambil tongkatnya lalu datang ke rumah Abu Sufyan. Setelah bertemu, Akhnas berkata kepada Abu Sufyan :  

"Cuba beritahukan kepadaku, hai Abu Handhalah bagaimana pendapatmu tentang apa yang telah engkau dengar dari Muhammad".

Abu Sufyan berkata dengan jujur :"Sesungguhnya, wahai Abu Tsa'labah, aku telah mendengar beberapa perkara dari Muhammad, ada yang aku ketahui maksudnya; dan ada juga yang tidak aku ketahui arti dan maksudnya".

Akhnas bin Syuraiq berkata : "Aku pun sependapat denganmu juga".

Kemudian Akhnas keluar dari rumah Abu Sufyan dan terus pergi ke rumah Abu Jahal. Setelah masuk dan mendapatkan Abu Jahal di rumahnya, ia bertanya kepada Abu Jahal : "Wahai Abu Hakam, bagaimana pendapatmu tentang yang telah kamu dengar dari Muhammad itu ?"

Abu Jahal diam, tidak terburu menjawab, akhirnya ia menjawab dengan serupa pertanyaan :"Apa yang telah engkau dengar ?" Demi­kianlah sahut Abu Jahal.

Kemudian Abu Jahal berkata yang bukan-bukan, tidak sesuai dengan yang ditanyakan oleh Akhnas, dan akhirnya ia menjawab : "Demi Tuhan, sesungguhnya aku telah mengetahui bahwa ia (Muhammad) itu seorang yang benar, tetapi bagaimana kami disuruh menjadi pengikut keturunan Abdu Manaf ?"

Kemudian Akhnas berdiri lalu keluar meninggalkan rumah Abu Jahal.

Demikianlah diantara sikap sebagian ketua-ketua musyrikin Quraisy di kala mendengar ayat-ayat Al-Qur'an yang dibaca oleh Nabi SAW. Bahkan di dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Abu Jahal berkata kepada Nabi SAW : "Kami bukan tidak mempercayaimu akan tetapi kami tidak percaya kepada apa yang kau bawa". Maka Allah SWT  menurunkan ayat :

Sesungguhnya, Kami mengetahui bahwasanya apa yang mereka katakan itu menyedihkan hatimu, (janganlah kamu bersedih hati), kerana mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah. [Al-An'am : 33]

Sumber : Ensiklopedia Sejarah Muhammad.

RUKANAH BIN ABDU YAZID DAN MUKJIZAT RASULULLAH


Rukanah bin 'Abdu Yazid bin Hasyim adalah seorang jaguh gusti yang terkenal kuat, tetapi tergolong pemuka Quraisy yang sangat memusuhi Nabi SAW. Pada suatu hari ia bertemu sendirian dengan Nabi SAW di satu kampung yang terletak di tepi kota Makkah. Waktu itu Nabi SAW bertanya kepadanya, : 
"Hai Rukanah, apakah tidak sebaiknya engkau takut kepada Allah dan menerima apa yang telah aku serukan kepadamu ?".

Rukanah menjawab dengan kasar, "Sesungguhnya jika aku mengetahui, bahwa yang engkau katakan itu benar,  tentu aku telah menurut kepadamu !".

Nabi SAW bersabda, "Bagaimana pendapatmu, jika aku dapat membantingmu, apakah engkau mahu mengerti bahwa  yang aku serukan itu benar ?"

Rukanah menjawab, "Engkau akan membantingku, Muhammad ? Kalau mampu, silahkan bantinglah aku !"

Nabi SAW bersabda, "Berdirilah, engkau kubanting !"

Seketika itu Rukanah berdiri dan siap untuk bergusti dengan Nabi SAW. Kemudian mereka bergusti dengan sengitnya. Lalu Nabi SAW membantingnya hingga jatuh terbaring di atas tanah. Rukanah tidak berdaya sedikit pun untuk membalas Nabi SAW, tetapi masih sombong dan mengajak bergusti lagi. Oleh Nabi SAW ketika itu dilayani, lalu beliau bergusti lagi dengannya dan ia dibanting lagi hingga jatuh. Setelah Rukanah merasa tidak mampu melawan Nabi SAW, ia berkata, "Ini, sangat mengherankan. Apakah engkau akan membantingku lagi, Muhammad ?"

Nabi SAW bersabda, "Ada lagi yang lebih mengherankan dari pada itu, jika engkau mahu akan ku perlihatkan juga kepadamu. Tetapi sesudah itu, apakah engkau mau takut kepada Allah dan menurut perintahku ?"

Rukanah menjawab, "Ya. Apa itu ?"

Nabi SAW berkata, "Aku akan memanggil pohon yang engkau lihat itu, biar pohon itu datang kepadaku kemari".

Kata Rukanah, "Baik, panggillah pohon itu !"

Nabi SAW lalu memanggil pohon yang ditunjukkan kepada Rukanah, lalu datanglah pohon itu hingga berdiri dihadapan beliau. Kemudian pohon itu diperintahkan lagi oleh Nabi SAW supaya kembali ke tempatnya semula, maka pohon tadi kembali ke tempatnya semula.

Setelah itu Rukanah pergi kepada para kawannya dan mengatakan, "Hai para kawan keturunan 'Abdu Manaf ! Muhammad telah melakukan sihir hingga mengalahkan semua orang di bumi ini. Demi Allah, aku belum pernah melihat seorangpun yang lebih pintar menyihir dari padanya". Kemudian ia memberitahukan kepada teman-temannya tentang segala yang diperbuat oleh Nabi SAW atas dirinya.

Sumber : Ensiklopedia Sejarah Muhammad.

MASUK ISLAMNYA KELURGA AMMAR BIN YASIR


Sahabat 'Ammar bin Yasir, bapanya (Yasir) dan ibunya (Sumayyah), serta saudaranya laki-laki (Anis), mereka itu adalah budak belian milik 'Amr bin Hisyam (Abu Jahal). Setelah diketahui oleh tuannya dan oleh para pemuka musyrikin Quraisy, bahwa mereka itu sudah mengikut seruan Nabi SAW, lalu mereka disiksa dengan kejam dan ganas oleh tuannya (Abu Jahal) dan kawan-kawannya.

Mereka itu dipanggang di atas api yang menyala. Dari sangat hebatnya dan ganasnya siksaan itu, maka Nabi SAW datang melihatnya untuk menyaksikan dengan mata kepala sendiri, bahwa mereka sedang disiksa dan dipanggang. Pada waktu itu, Nabi SAW bersabda :

"Sabarlah hai keluarga Yasir ! Sabarlah hai keluarga Yasir ! Karena sesungguhnya yang dijanjikan kepadamu sekalian adalah surga".

Kemudian beliau berdo'a kepada Allah :

"Ya Allah, ampunilah keluarga Yasir !".

Oleh kerana mereka itu terus menerus dipanggang dengan api yang menyala-nyala, maka tidak beberapa lama kemudian matilah sahabat Yasir, setelah itu menyusullah Anis (saudaranya 'Ammar), sedang Sumayyah, ibunya 'Ammar, sebelum sampai mati ia dilepaskan dan diangkat dari siksaan yang amat kejam itu. Tetapi 'Ammar masih terus disiksa di atas api yang bernyala-nyala tadi. Oleh sebab itu Nabi SAW lalu bersabda :

"Hai api ! Jadilah kamu dingin dan selamat, sebagaimana keadaan kamu dahulu atas Nabi Ibrahim".

Adapun ibunya 'Ammar, iaitu Sumayyah, setelah dilepaskan dari panggangan api tersebut, lalu ditanya lagi oleh Abu Jahal : "Maukah kamu kembali kepada agamamu yang lama dan mendustakan Muhammad ?"

Pertanyaan ini dijawabnya dengan tegas serta ikhlas : "Saya tetap mengikut Nabi Muhammad SAW, dan saya tetap beriman sungguh-sungguh kepadanya".

Abu Jahal berkata : "Ya, sudah tentu kamu mengikut Muhammad, karena kamu cinta kepadanya dan kepada kebagusan rupanya".

Kemudian Abu Jahal dan para pemuka Quraisy, mengikatnya dan ditelanjanginya bulat-bulat, lalu dibawa ke padang pasir, dan di sana kemaluannya ditusuk dengan senjata tajam hingga terbelah. Maka seketika itu juga meninggal dalam keadaan yang sangat mengerikan bagi orang yang punya perikemanusiaan !

Adapun 'Ammar, setelah disiksa dengan panggangan api itu, lalu dia dianiaya dengan cara yang lain lagi, oleh Abu Jahal dan kawan-kawannya, yaitu dengan memaksanya memakai baju besi diwaktu hari sedang panas terik. Oleh kerana tidak tertahankan lagi maka ia pun pura-pura mau kembali memeluk agamanya yang lama, dan menuruti apa yang menjadi kehendak Abu Jahal. Tetapi di dalam hati ia tetap mengikut seruan Nabi SAW dan sungguh-sungguh beriman kepadanya. Maka setelah kelihatan dia mau kembali mengikut agamanya yang lama, dilepaskanlah ia dari penganiayaan yang sangat berat tadi oleh Abu Jahal.

Para sahabat Nabi SAW sangat terperanjat setelah mendengar berita keadaan sahabat 'Ammar itu. Sebahagian dari mereka menyangka bahwa 'Ammar telah kembali memeluk agamanya yang lama, menjadi musyrik lagi, menyembah berhala lagi. Sebab itu di antara mereka ada yang menyampaikan hal itu kepada Nabi SAW. Kerana mereka mengira bahwa Nabi SAW belum mendengar tentang hal 'Ammar tersebut. Padahal sesungguhnya Nabi SAW telah mendengarnya lebih dulu. Lantaran itu kepada siapa yang mengatakan bahwa 'Ammar telah murtad, kembali menjadi musyrik atau kafir lagi dan sebagainya beliau bersabda :

"'Ammar itu Allah telah mencampur imannya di antara ujung kepalanya, sampai ujung kakinya dan Allah telah mencampur imannya dengan daging dan darahnya".

Jadi walaupun banyak dari orang-orang Islam pada waktu itu menyangka bahwa 'Ammar sudah musyrik lagi, telah murtad, menjadi kafir lagi dan sebagainya, tetapi Nabi SAW menetapkan dengan tegas bahwa ia adalah tetap seorang yang beriman kepada seruannya dengan sungguh-sungguh, kerana Nabi SAW sudah menerima wahyu dari Allah SWT sebagaimana dalam QS. An-Nahl : 106.

"Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman, akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya adzab yang besar" [ An-Nahl : 106 ]

Selanjutnya 'Ammar bin Yasir tetap menjadi orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya sampai akhir hayat.

Sumber : Ensiklopedia Sejarah Muhammad.

MASUK ISLAMNYA HAMZAH BIN ABDUL MUTHALIB


Hamzah itu adalah seorang putera Abdul Muthalib. Jadi ia adalah saudara laki-laki (adik) dari Abdullah (ayah Nabi SAW). Tetapi dari lain ibu. Kerana Abdullah dari ibu yang bernama Fathimah, sedang Hamzah dari ibu yang bernama Halah. Kedua ibu itu dari keturunan Quraisy juga. Sebab itu ia termasuk salah seorang dari bapa saudara Nabi SAW yang paling muda.

Pada suatu hari Hamzah pergi berburu, kerana memang ia adalah seorang Quraisy yang gemar berburu. Pada waktu ia kembali dari berburu, tiba-tiba ditengah jalan ia bertemu dengan seorang hamba perempuan, bernama Salma. Ia adalah hambanya Shafiyah binti Abdul Muthalib (saudara perempuan Hamzah) yang pada waktu itu Shafiyah sudah masuk Islam.

Hamba perempuan itu memanggil Hamzah dan berkata :  

"Ya, Abu 'Amarah (sebutan bagi shahabat Hamzah) ! Jika tadi engkau mengetahui Abul-Hakam (Abu Jahal) menganiaya anak saudara tuan, pasti tuan sangat marah kepadanya".

Mendengar laporan Salma itu Hamzah terkejut. Lalu bertanya : "Siapa yang dianiaya oleh Abul-Hakam ?".

Salma menjawab : "Tidak lain dan tidak bukan, adalah Muhammad".

Kemudian Salma menerangkan :  

"Tadi, Muhammad sedang duduk seorang diri di kaki gunung Shafa. Tiba-tiba Abul Hakam datang ke tempat itu, lantas mencaci maki dan menghina Muhammad. Tetapi Muhammad hanya diam saja. Lantas Abul Hakam mengambil pasir dan melempari Muhammad, Muhammad masih diam saja. Setelah itu Abul Hakam mengambil kotoran binatang lalu dilemparkannya kepada Muhammad, namun Muhammad masih tetap duduk dan diam, sedikitpun tidak mempedulikan perbuatan-perbuatan Abul Hakam ! Kemudian Muhammad dipegang dan dibanting oleh Abul Hakam  sehingga jatuh, lalu kepalanya diinjak-injak sekehendaknya oleh Abul Hakam. Ketika itu saya sendiri tidak sampai hati melihatnya, dan amat kasihan kepadanya, itulah sebabnya maka saya sampaikan kepada tuan".

Setelah Hamzah menerima laporan demikian itu, lalu ia berangkat ke masjid mencari Abu Jahal, kalau-kalau ia sedang ada di sana.

Dengan sangat marah dan dengan muka merah padam dengan memegang panahnya yang baru saja dipergunakan untuk berburu, ia masuk ke masjid. Dan kebetulan waktu itu Abu Jahal sedang duduk di masjid dihadapan para pemuka dan ketua musyrikin quraisy sedang menceritakan perbuatannya yang baru saja dikerjakan atas diri Nabi SAW. Maka segera Hamzah  mendekatinya, dan dengan tidak berkata sepatah katapun, ia mencabut panahnya dan terus diletakkannya di atas kepala Abu Jahal, lantas berkata kepadanya :  

"Betulkah engkau tadi mencaci maki dan menganiaya diri Muhammad ? Aku sekarang sudah menjadi pengikutnya. Maka jika engkau berani kepada Muhammad, katakanlah sekarang kepadaku aku tidak akan takut kepadamu. Katakanlah sekarang kepadaku !".

Abu Jahal menjawab dengan suara perlahan dan dengan gemetar sambil menunduk, seperti orang ketakutan, kerana ia memang takut akan panah yang diletakkan di atas kepalanya, katanya :  

"Muhamamd itu keterlaluan. Mengapa ia sangat berani membodoh-bodohkan orang-orang pandai kita, mengatakan bahwa orang-orang tua kita, nenek moyang kita dan para leluhur kita itu sesat, sangat menghina barang yang kita puja dan kita muliakan selama-lamanya, menyalahi agama kita, memecah belah golongan kita dan memutuskan persaudaraan kita keluarga Quraisy".

Hamzah berkata :  

"Siapakah yang lebih bodoh selain dari engkau dan orang-orang sepertimu ? Apa hasilnya selama engkau memuja batu-batu dan memuliakan selain Allah yang nyata-nyata adalah Tuhan yang menjadikan ? Demi Allah ! Sungguh aku bersaksi bahwa Tidak ada Tuhan melainkan Allah; dan aku mengakui bahwasanya Muhammad itu Nabi serta Utusan Allah !".

Bersamaan dengan itu Hamzah menusukkan panah tadi pada kepala Abu Jahal hingga luka, kepala dan mukanya berlumuran darah. Saat itu seorang kawan Abu Jahal yang ada di situ hendak membela Abu Jahal sambil berkata :  

"Hai Hamzah ! Engkau sangat celaka ! Sekarang engkau sudah berani meninggalkan agama nenek moyang dan leluhurmu !".

Hamzah menjawab :  

"Siapa yang hendak melarang aku jika aku memeluk agama Muhammad ? Aku telah mendapat kenyataan bahwa Muhammad itu Nabi dan Rasul Allah dan segala apa yang diucapkan oleh Muhamad, aku percaya bahwa ia pasti benar. Demi Allah ! Aku tidak akan takut jika kamu hendak mencegah aku memeluk agama Muhammad !".

Lalu Abu Jahal berkata kepada kawan-kawannya : 

"Sudahlah ! Biarkanlah Hamzah itu ! Sudah, diam ! Jangan berbicara dengan Hamzah ! Orang yang sudah berganti agama, tidak usah diajak bicara lebih panjang ! Lebih baik sekarang kita pulang saja !".

Kemudian Abu Jahal pulang bersama-sama dengan kawan-kawannya, dan Hamzah pun pulang kerumahnya.

Pada keesokan harinya Hamzah pergi ke rumah Nabi SAW. Setelah bertemu dengan pribadi Nabi SAW lalu ia tuturkan apa yang telah diperbuatnya kemarin dan apa yang sedang dirasakan dihatinya. Setelah Nabi SAW mendengar perkataan-perkataan bapa saudaranya yang paling muda itu, dengan sangat gembira beliau memberikan sambutan dengan membacakan ayat Firman Allah (Al-Qur'an) dihadapannya dan ia mendengarkannya dengan sangat tenang dan dengan perasaan terharu dan kagum. Setelah Nabi SAW membacakan ayat-ayat itu, lalu Hamzah berkata kepada Nabi SAW :

Aku bersaksi bahwasanya engkau sungguh benar, maka tampakkanlah agamamu, hai anak saudaraku !.

Pada saat itu Nabi SAW sangat bersyukur kepada Allah SWT. atas Islamnya bapa saudaranya itu. Sebab pada waktu itu ia sedang menjadi pemuka dari pemuda-pemuda Quraisy di Makkah, lagi berpengaruh kepada umum. Belum ada seorang yang menandingi kegagahan dan keberaniannya. Walaupun Abu Jahal itu termasuk seorang yang gagah berani, tetapi ia sangat takut dan tunduk kepada Hamzah.

Dan kenyataannya memang benar Hamzah beberapa tahun kemudian menjadi seorang di antara tentara Allah yang disamping Nabi SAW dalam masa peperangan untuk membela dan mempertahankan agama Allah.

Maka dapatlah dikatakan, bahwa dengan Islamnya Hamzah ini, Nabi SAW mendapat kekuatan yang sangat besar artinya, dan makin bertambahlah bilangan orang yang mengikut seruan Nabi SAW.

Sehubungan dengan itu, para ketua dan kepala musyrikin Quraisy semakin bertambah gelap mata dan kehilangan fikiran dalam membendung dan menghalangi seruan Nabi SAW. Segala macam upaya yang berupa ancaman, penganiayaan dan siksa yang mereka lakukan atas sebagian besar para pengikut Nabi SAW, tidak satupun yang dapat menghambat bertambahnya bilangan orang yang mengikut Islam, dan tidak ada satupun yang berhasil untuk menghalang-halangi orang yang akan beriman kepada Allah dan melakukan ibadat kepadaNya.

Sumber : Ensiklopedia Sejarah Muhammad.

ZUNAIRAH MASUK ISLAM


Zunairah, adalah seorang perempuan yang menjadi hamba belian Abu Jahal. Setelah diketahui oleh tuannya bahwa ia telah mengikut seruan Nabi SAW dan masuk Islam, ia dianiaya dan disiksa oleh Abu Jahal dengan cara yang sangat kejam. Meskipun demikian dia sangat kuat pendiriannya dan kokoh tauhidnya kepada Allah. Dan Abu Jahal mendatangkan para pemuka Quraisy musyrikin, lalu Abu Jahal berkata kepada Zunairah : "Betulkah kamu sekarang telah mengikut seruan Muhammad yang celaka itu ?".
Ia menjawab dengan tegas : 

"Ya, saya betul-betul mengikut seruan Nabi Muhammad, saya percaya kepada seruannya dan saya benar-benar mengikut pimpinannya !".
Abu Jahal berkata kepada kawan-kawannya : "Hai kawan-kawan Quraisy ! Adakah engkau mengikut apa-apa yang didatangkan oleh Muhammad ?".
Mereka menyahut : 
"Tidak ! sekali-kali kami tidak akan mengikut Muhammad orang celaka itu !".
Abu Jahal berkata lagi : "Seandainya apa-apa yang didatangkan oleh Muhammad itu benar lagi baik, tentunya kita lebih dulu mengikut kepadanya daripada Zunairah itu, bukannya dia yang terlebih dulu mendapat petunjuk daripada kita ?".

Kemudian Zunairah dipukul lagi dengan sekeras-kerasnya, dan setiap hari ia selalu dipukuli, hingga matanya menjadi buta. Setelah matanya buta, Abu Jahal dan kawan-kawannya berkata kepadanya : "Kamu menjadi buta itu tidak lain karena kamu dimurkai oleh Al-Lata dan Al-'Uzza !".
Perkataan itu dijawab oleh Zunairah : "Mereka berdusta ! Al-Lata dan Al-'Uzza tidak akan bisa memberi madlarat dan tidak pula memberi manfaat kepada kita !".
Kemudian Abu Jahal berkata : 

"Zunairah ! Ingatlah kamu kepada Al-Lata dan Al-'Uzza ! Karena dialah berhala-berhala nenek moyangmu dahulu ! Tidakkah kamu takut kepadanya, kalau ia nanti murka kepadamu ? Engkau sekarang telah buta itu tidak lain karena engkau sudah sekian hari tidak pernah melihat dan memuja Al-Lata dan Al-'Uzza. Ingatlah hai Zunairah, jangan kamu terus menerus mengikut Muhammad !".
Zunairah menjawab : 
"Berhala-berhala Lata dan 'Uzza itulah yang lebih buta daripada saya. Apa gunanya kedua berhala itu engkau puja dan aku disuruh memujanya ? Aku sekarang menjadi buta ini ialah suatu perkara dari Tuhan-ku sendiri yang menjadikan aku dan kamu semua. Dan Tuhan-ku lebih kuasa menjadikan aku dapat melihat kembali dan awas lagi seperti semula, sebab Dialah yang menciptakan aku".

Kemudian pada malam harinya, Allah SWT menyembuhkan kebutaan Zunairah dan ia kembali dapat melihat seperti semula. Dan pada pagi harinya ketika Abu Jahal dan kawan-kawannya menengoknya, mereka terperanjat melihat Zunairah telah dapat melihat dan awas kembali. Kemudian mereka berkata : "Ini dari sihir Muhammad ! itulah sihir Muhammad !".
Dan Zunairah masih terus menerus dianiaya oleh Abu Jahal, sehingga ia dibeli oleh Abu Bakar, dan beberapa hari kemudian Abu Bakar memerdekakannya karena Allah semata.
Dan pada waktu itu Nabi SAW menerima wahyu dari Allah : 

Dan orang-orang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman : "Kalau sekiranya Al-Qur'an suatu yang baik, tentulah mereka tiada mendahului kami (beriman) kepadanya". Dan karena mereka tidak mendapat petunjuk dengannya maka mereka berkata : "Ini adalah dusta yang lama" [Al-Ahqaaf : 11]

Sumber : Ensiklopedia Sejarah Muhammad