Monday 11 January 2016

PERMINTAAN NABI ADAM AS DAN IBLIS


Ketika Nabi Adam AS dikeluarkan dari surga dan diturunkan ke bumi karena melanggar larangan Allah untuk tidak memakan buah dari pohon kayu (Iblis menyebutkannya buah khuldi, buah keabadian), ia berkata, “Wahai Allah, inilah dia iblis, yang Engkau telah menjadikan dia sebagai musuh bagiku, permusuhan yang tiada habisnya. Jika Engkau tidak menolongku untuk melawannya, nescaya aku tidak akan mampu melawannya…!!”
Maka Allah berfirman, “Tidak dilahirkan seorang anak bagimu, melainkan seorang malaikat telah diwakilkan kepadanya.”
Nabi Adam berkata, “Wahai Tuhanku, tambahkanlah untukku!”
Allah berfirman, “Sesungguhnya satu keburukan yang dilakukan anak keturunanmu akan Aku balas dengan satu keburukan, sedangkan satu kebaikan yang dilakukannya akan Aku balas dengan sepuluh kebaikan, atau akan Aku lebih lipat gandakan sebanyak yang Aku kehendaki.”
Nabi Adam berkata lagi, “Wahai Tuhanku, tambahkanlah aku!”
Allah berfirman, “Pintu taubat akan selalu terbuka bagi anak keturunanmu, selama ruh masih melekat pada jasadnya.”
Mendengar permintaan Nabi Adam tersebut, Iblis segera mengajukan permintaan juga. Ia berkata, “Wahai Tuhanku, inilah dia seorang hamba, yang Engkau telah memuliakannya di atasku, jika Engkau tidak menolongku untuk menghadapinya, nescaya aku tidak mampu mengalahkannya”
Allah berfirman, “Tidak dilahirkan seorang anak bagi Adam, melainkan dilahirkan pula seorang anak bagimu.”
Iblis berkata lagi, “Wahai Tuhanku, tambahkanlah untukku!”
Allah berfirman, “Engkau berjalan pada mereka pada beredarnya darah, dan engkau boleh menjadikan hati mereka sebagai rumah-rumahmu.”
Ia berkata lagi, “Wahai Tuhanku, tambahkanlah untukku!”
Maka Allah berfirman kepada Iblis, “Dan pujuklah (goda) siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikanlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka.”
Sumber : Kitab Ihya Ulumuddin Karangan Imam Ghazali

No comments:

Post a Comment