Monday 16 January 2017

PERISTIWA YANG MEMBAHAGIAKAN IBRAHIM ADHAM


"Sejak engkau menempuh kehidupan yang seperti ini, apakah engkau pernah mengalami kebahagiaan?", seseorang bertanya kepada Ibrahim Adham.
"Sudah beberapa kali", jawab Ibrahim Adham. "Pada suatu ketika aku sedang berada di atas sebuah kapal dan nakhoda tak mengenal diriku. Aku mengenakan pakaian yang lusuh dan rambutku belum dicukur. Aku sedang berada dalam suatu fana spiritual namun tak seorang pun di atas kapal itu yang mengetahuinya. Mereka menertawai dan memperolok-olokkanku. Di atas kapal itu ada seorang pembadut. Setiap kali ia menghampiriku ia menjambak rambutku dan menampar tengkukku. Pada saat itu aku merasakan bahwa keinginanku telah tercapai dan aku merasa sangat bahagia kerana dihinakan sedemikian rupa".

"Tanpa terduga-duga, datanglah gelombang raksasa. Semua yang berada di atas kapal khuatir kalau-kalau mereka akan tenggelam. 'Salah seorang di antara penumpang harus dilemparkan ke luar agar muatan jadi ringan!', teriak jurumudi. Mereka segera mengangkatku untuk dilemparkan ke laut. Tetapi untunglah seketika itu juga gelombang mereda dan perahu itu tenang kembali. Pada saat mereka menarik telingaku untuk dilemparkan ke laut itulah aku merasakan bahwa keinginanku telah tercapai dan aku merasa sangat berbahagia".

Dalam peristiwa yang lain, aku pergi ke sebuah masjid untuk tidur di sana. Tetapi orang-orang tidak mengizinkan aku tidur di dalam masjid itu sedang aku sedemikian lemah dan letih sehingga tidak sanggup berdiri untuk meninggalkan tempat itu. Orang-orang menarik kakiku dan menyeretku ke luar. Masjid itu mempunyai tiga buah anak tangga. Setiap kali membentur anak tangga itu, kepalaku mengeluarkan darah. Pada saat itu aku merasa bahwa keinginanku telah tercapai. Sewaktu mereka melemparkan diriku ke anak tangga yang berada di bawah, misteri alam semesta terbuka kepadaku dan aku berkata di dalam hati: 'Mengapa masjid ini tidak mempunyai lebih banyak anak tangga sehingga semakin bertambah pula kebahagiaanku!".

"Dalam peristiwa lain, aku sedang asyik dalami fana. Seorang pembadut datang dan mengencingiku. Pada saat itu aku pun merasa berbahagia".

"Dalam sebuah peristiwa, aku mengenakan sebuah mantel bulu. Mantel itu penuh dengan tuma yang mengganyang tubuhku. Tiba-tiba aku teringat akan pakaian bagus yang tersimpan di dalam gudang, tetapi hatiku berseru: 'Mengapa? Apakah semua itu menyakitkan?!' Pada saat itu aku merasa bahwa keinginanku telah tercapai!'

Sumber : Kitab Tazkiratul Auliya Karangan Syeikh Fariddudin Attar.

No comments:

Post a Comment