Saturday 15 April 2017

KARAMAH MAISARAH IBNU MASRUQ AL ABBASI R.A


Maisarah adalah salah satu di antara sembilan utusan Bani Absi yang datang kepada Rasulullah Saw. Ketika Rasulullah Saw menunaikan haji wada’, Maisarah berjumpa dengan beliau, lalu la bertanya, “Wahai Rasulullah, aku sangat ingin menjadi pengikutmu.” Kemudian ia masuk Islam dan keislamannya sangat baik. Maisarah berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkanku dari neraka kerana adanya engkau (Muhammad).” Maisarah diberi jawatan bagus oleh Abu Bakar. (Diriwayatkan oleh Ibnu Atsir dalam Usud al-Ghabah)

Maisarah bin Masruq al-‘Absi r.a. termasuk salah satu pemimpin tentara di Palestina dan ia meninggal di sana serta dimakamkan dekat daerah Baqah termasuk wilayah Nablus. Makamnya terkenal sebagai tempat ziarah.

Yusuf al-Nabhani bercerita, “Aku menziarahi makam Maisarah bin Masruq al-Absi r.a. kira-kira dua puluh tahun yang lalu. Aku belum mengetahui lokasi makamnya, tetapi ketika aku melalui sebuah jalan di samping makamnya, aku melihat orang-orang berbondong-bondong menziarahinya. Pada waktu itu adalah hari Arafah tahun 1305 H. Kemudian aku bertanya kepada seorang penduduk daerah itu yang ada di sisiku. Penduduk itu memberitahuku bahwa hari Arafah adalah hari yang khusus untuk menziarahi makam Maisarah, kerananya banyak penduduk daerah- daerah sekitar yang datang berziarah saat itu. Sebuah tradisi lama yang berlangsung terus setiap tahun tanpa terputus. Mereka juga melakukan ziarah di hari terakhir bulan Ramadhan.

Pada tahun itu juga, aku pergi ke Beirut untuk tugas pemerintahan negara yang mengharuskanku sampai sekarang menetap di sana. Kurang lebih tiga tahun setelah tinggal di Beirut, yakni 1308 H., aku jatuh sakit yang disahkan oleh semua dokter sebagai penyakit kuat lemahnya syaraf pencernaan. Penyakit itu sangat memayahkanku. Ketika aku telah putus asa untuk sembuh, dalam mimpi aku mendengar ada orang menyuruhku menziarahi makam Maisarah. Aku tahu yang dimaksud adalah Maisarah al-Absi, dan dengan menziarahnya aku akan memperoleh ubat penyakitku ini. Ketika terbangun, aku berniat kuat untuk menziarahinya. Setelah melalui makamnya tiga tahun lalu, aku sudah melupakan keberadaan Maisarah r.a. sebelum mimpi itu muncul. Oleh kerana itu, aku yakin mimpi itu benar.

Aku memantapkan diri untuk menziarahinya pada hari Arafah 1308 H. Aku memutuskan untuk bermalam di daerah yang dekat dengan makamnya yang bernama Wadi ‘Arah, di rumah ‘Abdul Karim Affandi bin Muhammad Husain Abdul Hadi. Ia sangat menghormatiku sebagai tamunya dan menjamuku dengan sangat baik.

Malamnya, aku merasa sehat kembali lebih dari sebelumnya, padahal selama berbulan-bulan aku minum berbagai macam ubat dan mengikuti saran beberapa dokter terkenal. Pagi harinya, aku berangkat untuk berziarah. Aku sampai ke makamnya di siang hari ketika banyak orang berziarah ke sana. Di makamnya, aku membaca surah-surah pendek dan kitab Dalail al-Khairat. Kemudian aku pulang dengan penuh rasa syukur dan pujian kepada Allah. Secara perlahan-lahan aku sehat kembali, hingga hilanglah penyakitku itu secara total. Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam.”

Sumber : Kitab Jami Al Karamat Al Auliya Karangan Syeikh Yusof Al Nabhani

No comments:

Post a Comment