Wednesday 23 December 2015

KISAH SAAT KEMATIAN RAJA YANG SOMBONG DAN PEMUDA YANG SOLEH


Ada seorang raja yang berniat melihat-lihat kerajaannya. Dia meminta sebuah pakaian kepada pengawalnya. Perintahnya segera dituruti, tetapi dia tidak suka dengan pakaian yang dibawakan dan memerintahkan untuk mengambil pakaian yang lainnya. Akhirnya dia memilih baju terbaik. Kemudian tiga kuda dibawa kehadapannya, tetapi akhirnya dia memilih kuda yang terakhir. Syaitan terkutuk telah mengisi fikirannya dengan kesombongan. Dia menaiki kudanya dengan sikap angkuh. Rombongan dan pasukan tentera menyertainya, tetapi kerana kesombongannya, dia tidak peduli bahkan sekadar menoleh kepada mereka.

Di tengah perjalanan, Raja bertemu dengan seorang laki-laki dengan  berpakaian compang-camping. Lelaki itu memberi salam kepada Raja, tapi raja tidak menjawabnya. Lelaki itu kemudian memegang kuda Raja. Raja memarahinya atas kekurang ajarannya itu dan memerintahkannya untuk melepaskan tangannya. Dia menyampaikan bahwa dia ada urusan dengan Raja. Raja memerintahkannya menunggu, tapi ia bersikap keras hendak berbicara kepada Raja saat itu juga. Raja akhirnya mengizinkan ia berbicara. Dia memberi tahu bahwa dia akan mengungkapkan sebuah rahasia. Raja mendekatkan telinganya kepada orang itu. Lelaki itu berkata bahwa malaikat maut telah datang untuk menyerahkan nyawanya kepada Tuhan.

Segera setelah mendengar itu, wajah Raja segera pucat dan ia mulai gugup. Setelah beberapa saat, Raja meminta malaikat maut untuk menunda pencabutan nyawanya dan mengizinkannya pulang untuk menyelesaikan urusan-urusannya dan bertemu semua anggota keluarganya. Malaikat maut berkata bahwa dia tidak dapat memberinya waktu lagi. Artinya, Raja tidak dapat pulang dan menyelesaikan urusan-urusannya.  Setelah berkata demikian, malaikat maut segera melaksanakan tugasnya dan jatuhlah Raja dari kudanya.

Selanjutnya, malaikat maut mendekati seorang muslim yang soleh yang juga sedang melakukan perjalanan. Malaikat memberi salam kepada muslim yang soleh itu. Malaikat maut lalu mengungkapkan identitinya. Orang soleh itu segera memberi sambutan hangat dan berkata bahwa kedatangan malaikat itu sangat menggembirakannya, kerana ia telah lama menanggung derita perpisahan dengan Allah dan mendambakan bertemu dengan-Nya dibanding siapapun. Malaikat maut menawarkannya untuk menyelesaikan dulu tugasnya yang dianggap penting. Si muslim berkata bahwa dia tidak merindukan siapapun selain bertemu Tuhan. Malaikat maut menawarkannya untuk memilih keadaan yang diinginkannya saat meninggal dunia. Orang itu bertanya kepada malaikat maut apakah dia telah diberi kuasa demikian. Malaikat maut memmbenarkannya. Orang soleh itu pun meminta malaikat mengizinkannya solat dan mencabut nyawanya saat dia sujud. Dan demikianlah, ketika orang soleh itu sujud, malaikat mencabut nyawanya.

Sumber : Kitab Thaharah Al Qulub Wa Al Khudu Li Allam Al Ghuyub Karangan Syeikh Abd Al Aziz Al Darini

KISAH PEMUDA KACAK DI BUANG DAERAH


Keputusan Saidina Umar r.a. membuang daerah seorang pemuda di Madinah yang bernama Nasr bin Haliaj.

Pemuda ini memiliki rupa paras yang amat kacak sehingga mempesonakan semua gadis di kota suci itu.

Mulanya Umar r.a mengarahkan pemuda itu dicukur. Namun, rupa parasnya masih lagi cantik.

Akhirnya dia dibuang daerah ke Basrah, Iraq. Pada hemat Saidina Umar r.a., jika pemuda tersebut masih dibiarkan berada di Madinah, kemungkinan besar gadis-gadis lain turut terpesona dengan kekacakannya.

Ini suatu fitnah yang besar terutama di kota suci Madinah.

Berlainan sekiranya kalau pemuda itu di Basrah sebab beliau dikira terasing di tempat orang.

Sumber : Dr Abdul Aziz Hanafi