Thursday 1 September 2016

“MEMBALAS KEJAHATAN DENGAN KEBAIKKAN”.


15 TAHUN LEPAS.....


Sayyidi Al Habib Ali Al Jufri :
Saya pernah berada di kota Aden, berada dalam satu majlis dengan seorang bekas penguasa / pemimpin yang sangat zalim, di mana ketika berkuasa dia melakukan banyak kemungkaran dengan membantai atau membunuh banyak ulama ulama besar hadramaut, diantaranya, salah satu yang jadi korbannya adalah guru mulia kami assyahid Al Habib al Imam Muhammad bin Salim Bin Hafidz, ayahanda dari guru kami Habib Umar Bin Hafidz.

Takdir telah membawaku untuk berjumpa dengannya dan Ketika menatapnya (setelah saya diberitahu siapa dia) timbul perasaan tak senang / tak nyaman bahkan saya tidak mahu berbicara dengannya, meskipun sekadar berdakwah sekalipun, saya tahu sikapku ini keliru dan salah, kerana memanggil orang ke jalan Allah harus diutamakan, tidak peduli siapa mereka atau apa yang pernah mereka lakukan.

Dan tiba tiba saja, orang zalim itu menghampiriku dan berkata, "aku ingin bertobat! Apa yang harus ku lakukan?".
Saya berusaha keras untuk menguasai diriku, agar dapat menjawab permintaannya dengan baik, saya berusaha tersenyum agar dia tak pergi menjauh dari kebenaran yang dia inginkan, segera setelah keluar dari majlis saya tetap merasa sangat terganggu dan tidak nyaman, maka saya menelefon guruku Sayyidil Habib Umar Bin Hafidz serta menceritakan dengan siapa saya telah berjumpa, dan beliau hanya bertanya, "Apa mahunya?", saya katakan kemauan orang itu untuk bertobat dan minta maaf, tetapi saya tidak mampu menuntunnya dengan baik sebab hatiku amat sangat tak menyukai dengan apa yang telah ia lakukan dimasa lalu, Habib Umar seterusnya berkata, "Ali, penuhilah haq Allah atas mu, yaitu menuntun dia kepada Allah, tunjukkan kasih sayang dan perhatian atasnya dari dasar hatimu yang paling dalam.

Dan untuk perasaanmu yang tak suka berkumpul bersamanya atau ketidaknyamananmu itu alihkan kepada kebencian kepada 'perbuatannya', bukan terhadap individu atau orangnya, Rasulullah ﷺ tetap menerima keislaman Wahsyi (org suruhan Hindun istri abu Sofyan) yang telah membunuh bapa saudara tercinta nabi, Sayyidina Hamzah (dengan cara menombaknya dari jauh kemudian memutilasinya), Nabi masih memaafkan dan mengampuni Wahsyi meski beliau mengalami kesulitan menatap wahsyi dan berkata jangan biarkan saya melihatnya lagi (kerana akan membuat beliau ﷺ teringat lagi keadaan bapa saudara beliau ketika syahid)".

Kata-kata Habib Umar ini sungguh tidak ternilai dan sangat amat berharga, kerana beliau sedang berbicara tentang Manusia yang pernah melakukan kejahatan terbesar dalam hidup Habib Umar (membunuh Ayah beliau) dan memisahkannya dengan keluarga beliau!! Tetapi Habib Umar tetap teguh mengikuti Sunnah Baginda Rasulullah ﷺ..
Inilah maksud dari kata kata Al Habib Abu Bakar Al Adni yang berkata marilah kita terapkan sunnah sunnah Nabi dalam tiap-tiap kejadian atau perbuatan dalam peristiwa hidup kita.

No comments:

Post a Comment