Sunday 22 July 2018

PEMBESAR QURAISY MENCURI DENGAR AL QURAN


Pada suatu malam Abu Jahal keluar dari rumahnya dengan tujuan akan mendengarkan bacaan Nabi SAW dengan sembunyi-sembunyi, agar tidak diketahui oleh orang lain. Kerana pada umumnya para ketua musyrikin Quraisy mengerti, bahwa Nabi SAW biasa mengerjakan solat setelah jauh malam dengan membaca ayat-ayat Al-Qur'an yang telah diturunkan kepada beliau dengan suaranya yang enak diden­gar oleh siapa saja yang mendengarnya. Dan pada malam itu juga Abu Sufyan bin Harb dan Akhnas bin Syuraiq dengan diam-diam juga keluar dari rumah mereka dengan tujuan yang sama hendak mendengarkan ayat-ayat yang dibaca oleh Nabi SAW dengan cara sembunyi-sembunyi.

Maka dengan tidak tahu-menahu, kerana memang tidak dengan kesepa­katan lebih dahulu, mereka datang menuju ke tempat Nabi SAW dengan sembunyi-sembunyi, dan Nabi SAW sendiri pun tidak tahu bahwa mereka itu mendengarkan bacaannya.

Dengan duduk terpaku di samping rumah Nabi SAW mereka masing-masing mendengarkan dengan tenang ayat-ayat suci yang dibaca oleh Nabi SAW di dalam solatnya sehingga hampir waktu fajar menyingsing. Maka setelah hampir fajar, mereka pun kembali dengan melalui jalan yang berbeza. Tiba-tiba mereka bertemu di tengah jalan yang akan menuju ke satu jalan, dan akhirnya mereka berja­lan bersama-sama. Ketika itulah mereka saling tanya-menanya tentang dari mana mereka masing-masing itu. Lalu masing-masing pun menerangkan bahwa mereka  dari rumah Nabi SAW untuk mendengarkan bacaan beliau. Kemudian mereka berjanji di waktu yang akan datang tidak akan mengerjakan demikian lagi, kerana khuatir kalau-kalau perbuatan itu didengar dan diketahui oleh pemuda-pemuda Quraisy.

Pada malam kedua, mereka sama datang lagi ke tempat itu juga, kerana masing-masing menyangka bahwa kawannya tidak akan datang lagi ke tempat itu untuk mendengarkan ayat-ayat yang dibaca oleh Nabi SAW Dan pada waktu paginya dengan tidak disangka-sangka mereka bertemu lagi ditengah jalan, lalu mereka berjanji lagi, tidak akan berbuat sekali lagi pada waktu yang lain, kerana khuatiri kalau-kalau didengar dan diketahui oleh para pemuda Quraisy, yang akhirnya akan membawa akibat yang tidak diinginkan oleh mereka masing-masing.

Kemudian pada malam ketiga, dengan tidak tahu-menahu, mereka datang lagi sebagaimana yang terjadi pada dua malam yang lalu dan setelah mereka masing-masing bertemu, lalu mengadakan perjanjian antara satu dengan yang lain, bahwa masing-masing tidak akan mengerjakan seperti itu lagi, kerana sangat membahayakan atas diri mereka masing-masing.

Setelah matahari akan memancarkan sinarnya, Akhnas bin Syuraiq mengambil tongkatnya lalu datang ke rumah Abu Sufyan. Setelah bertemu, Akhnas berkata kepada Abu Sufyan :  

"Cuba beritahukan kepadaku, hai Abu Handhalah bagaimana pendapatmu tentang apa yang telah engkau dengar dari Muhammad".

Abu Sufyan berkata dengan jujur :"Sesungguhnya, wahai Abu Tsa'labah, aku telah mendengar beberapa perkara dari Muhammad, ada yang aku ketahui maksudnya; dan ada juga yang tidak aku ketahui arti dan maksudnya".

Akhnas bin Syuraiq berkata : "Aku pun sependapat denganmu juga".

Kemudian Akhnas keluar dari rumah Abu Sufyan dan terus pergi ke rumah Abu Jahal. Setelah masuk dan mendapatkan Abu Jahal di rumahnya, ia bertanya kepada Abu Jahal : "Wahai Abu Hakam, bagaimana pendapatmu tentang yang telah kamu dengar dari Muhammad itu ?"

Abu Jahal diam, tidak terburu menjawab, akhirnya ia menjawab dengan serupa pertanyaan :"Apa yang telah engkau dengar ?" Demi­kianlah sahut Abu Jahal.

Kemudian Abu Jahal berkata yang bukan-bukan, tidak sesuai dengan yang ditanyakan oleh Akhnas, dan akhirnya ia menjawab : "Demi Tuhan, sesungguhnya aku telah mengetahui bahwa ia (Muhammad) itu seorang yang benar, tetapi bagaimana kami disuruh menjadi pengikut keturunan Abdu Manaf ?"

Kemudian Akhnas berdiri lalu keluar meninggalkan rumah Abu Jahal.

Demikianlah diantara sikap sebagian ketua-ketua musyrikin Quraisy di kala mendengar ayat-ayat Al-Qur'an yang dibaca oleh Nabi SAW. Bahkan di dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Abu Jahal berkata kepada Nabi SAW : "Kami bukan tidak mempercayaimu akan tetapi kami tidak percaya kepada apa yang kau bawa". Maka Allah SWT  menurunkan ayat :

Sesungguhnya, Kami mengetahui bahwasanya apa yang mereka katakan itu menyedihkan hatimu, (janganlah kamu bersedih hati), kerana mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah. [Al-An'am : 33]

Sumber : Ensiklopedia Sejarah Muhammad.

1 comment: