Thursday, 15 March 2018

Dialog Syeikh Abdullah Al-Syanqithi dan Wahabi


Ketika orang-orang Wahabi memasuki Hijaz dan membantai kaum Muslimin dengan alasan bahwa mereka telah syirik, sebagaimana yang telah dikabarkan oleh Nabi shollallaah ‘alaih wa sallam dalam sabdanya, “Orang-orang Khawarij akan membunuh orang-orang yang beriman, dan membiarkan para penyembah berhala.” Mereka juga membunuh seorang ulama terkemuka. Mereka menyembelih Syeikh Abdullah al-Zawawi, guru para ulama madzhab al-Syafi’i, sebagaimana layaknya menyembelih kambing. Padahal usia beliau sudah di atas 90 tahun. Mertua Syeikh al-Zawawi yang juga sudah memasuki usia senja, juga mereka sembelih.

Kemudian mereka memanggil sisa-sisa ulama yang belum dibunuh untuk diajak berdebat tentang tauhid, Asma Allah dan sifat-sifat-Nya. Ulama yang setuju dengan pendapat mereka, akan dibebaskan. Sedangkan ulama yang membantah pendapat mereka akan dibunuh atau dibuang dari Hijaz. Di antara ulama yang diajak berdebat oleh mereka adalah Syeikh Abdullah al-Syanqithi, salah seorang ulama berkarisma yang dikenal hafal Sirah Nabi shollallaah ‘alaih wa sallam. Sedangkan dari pihak Wahabi yang mendebatnya, di antaranya seorang ulama mereka yang tidak dapat melihat dan buta hati. Kebetulan perdebatan berkisar tentang teks-teks al-Qur’an dan hadits yang berkenaan dengan sifat-sifat Allah. Mereka bersikeras bahwa teks-teks tersebut harus diartikan secara literal dan tekstual, dan tidak boleh diartikan secara kontekstual dan majazi.

Ulama wahabi itu juga mengingkari adanya majaz dalam al-Qur’an. Bahkan lebih jauh lagi, ia menafikan majaz dalam bahasa Arab, kerana taklid buta pada pendapat Ibn Taimiyah dan Ibn al-Qayyim. Lalu Syeikh Abdullah al-Syanqithi berkata kepada Ulama wahabi itu:

“Apabila Anda berpendapat bahwa majaz itu tidak ada dalam al-Qur’an, maka sesungguhnya Allah Subhaanahu wa ta’aala telah berfirman dalam al-Qur’an:

وَمَنْ كَانَ فِيْ هَذِهِ أَعْمَى فَهُوَ فِي اْلآخِرَةِ أَعْمَى وَأَضَلُّ سَبِيْلاً

“Dan Barangsiapa yang buta di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar).” (QS. al-Isra’ : 72).

Berdasarkan ayat di atas, apakah Anda berpendapat bahwa setiap orang yang buta di dunia, maka di akhirat nanti akan menjadi lebih buta dan lebih tersesat, sesuai dengan pendapat Anda bahwa dalam al-Qur’an tidak ada majaz?”

Mendengar sanggahan Syeikh al-Syanqithi, ulama Wahabi yang buta itu pun menjerit dan memerintahkan agar Syeikh al-Syanqithi dikeluarkan dari majlis perdebatan. Kemudian ulama wahabi itu meminta kepada Ibn Saud agar membuang al-Syanqithi dari Hijaz. Akhirnya ia pun dibuang ke Mesir. 

Sumber : Kitab Ju’nat al-’Aththar Karangan Al-Hafizh Syeikh Ahmad al-Ghumari.

No comments:

Post a Comment