Thursday 15 March 2018

BAHASA MABUK CINTA


Dikisahkan ada dua ekor burung layang-layang yang sedang bersuka ria, menyanyikan lagu cinta terbang kesana sini dengan sungguh gembira, bahagia, dan ceria, akhirnya kedua burung layang-layang tersebut pun singgah dan berdiri di kubah kerajaan Nabi Sulaiman. Ketika itu si jantan pun melepaskan rayuan mautnya, 

jantan: sayang, aku sangat mencintaimu,
betina: aku tidak percaya 
jantan: aku berkata jujur 
betina: apa buktinya kalau kau mencintaiku,
jantan: kalau kau mahu bukti, baik akan ku tunjukkan padamu kalau aku benar-benar mencintaimu.
betina: apa buktinya?
jantan: akan ku roboh kubah ini menimpa atas kepala Nabi Sulaiman demi kepercayaanmu bahwa aku mencintaimu.

    Kemudian angin menyampaikan ucapan burung itu kepada Nabi Sulaiman dan beliau memanggil ke dua burung layang-layang tersebut. Nabi Sulaiman bertanya kepada burung jantan, kenapa kau berkata begitu.

Si jantan menjawab sambil tertunduk malu, maafkan saya ya Rasul, saya ini sedang mabuk cinta, sementara orang yang mabuk cinta akan berbicara dengan bahasa cinta dan kemabukkan bukan dengan bahasa ilmiah dan rasional. Akhirnya Nabi Sulaiman tertawa kerana mendengar jawapan si burung itu dan tidak jadi menghukumnya.

Sumber : Kitab Lawaqih al-Anwar al-Qudsiyyah fi Ma’rifati Qawa’id ash-Sufiyyah Karangan Imam Abdul Wahab asy-Sya’rani.

No comments:

Post a Comment