Tuesday 5 August 2014

KISAH MEMBAKAR KITAB IHYA ULUMUDDIN


“Dikisahkan bahawa Abul Hasan Ali bin Harzahim al-Faqih adalah orang yang sangat mengingkari kitab ihya’ ulumiddin. Saat itu dia adalah orang yang sangat ditaati dan kata-katanya didengari oleh masyarakat luas. Maka dia memerintahkan para pengikut untuk mencari dan mengumpulkan naskah-naskah kitab ihya ulumuddin dan dia bermaksud untuk membakar naskah-naskah kitab ihya ulumuddin tersebut di masjid jami' pada hari jumat.

Dan ternyata pada malam hari jumatnya dia bermimpi seakan-akan sedang masuk ke masjid jami'. Tiba-tiba di situ dia bertemu nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersama Abu Bakar dan Umar, dan Imam Ghazali juga sedang berada di hadapan nabi. Ketika Ibnu Harzahim datang, Imam Ghazali berkata, “Ya Rasulullah, dialah orangnya yang memusuhiku. Jika yang benar adalah seperti yang dia yakini, maka aku bertaubat kepada Allah dan jika benar apa yang aku tulis kerana mengharap berkahmu dan mengikuti sunnahmu, maka ambilkan untukku hakku dari orang yang memusuhiku.”

Kemudian nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam meminta kitab ihya ulumuddin dan dibukanya lembaran demi lembaran dari awal hingga akhir. Lalu berkata, “Demi Allah, sesungguhnya ini adalah sesuatu yang bagus.”

Kemudian Abu Bakar berganti membuka dan membaca isinya. Demikian juga Umar, yang keduanya sama-sama mengatakan bagus. Maka Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan agar baju al-Faqih Ali bin Harzahim dilepas untuk menerima pukulan dan hadd (hukuman) sebagai pembohong. Ketika sampai pukulan kelima Abu Bakar meminta keampunan untuknya dan berkata, “Ya Rasulullah, barangkali dia mengira dia telah mengikuti sunnahmu dan ternyata dia keliru.” Dan imam Ghazali bersetuju serta menerima permintaan Abu Bakar. Sampai disitu bangunlah Ibnu Harzahim dan di punggungnya terdapat bekas pukulan. 

Lalu dia memberitahukan hal tersebut kepada kawan-kawannya dan dia pun bertaubat kepada Allah atas keingkarannya terhadap imam Ghazali dan beristighfar kepada-Nya. Selama beberapa waktu Ibnu Harzahim masih merasakan kesakitan dari bekas pukulan itu. Maka dia pun berdoa kepada Allah dan memohon pertolongan Rasulullah sampai suatu ketika dia bermimpi lagi bertemu Rasulullah yang datang kepadanya dan mengusapkan tangannya yang mulia pada punggungnya. Maka sembuhlah dia dengan izin Allah. Kemudian setelah itu dia menekuni mengkaji kitab Ihya ulumuddin dan Allah memberikan Futuh (pembukaan) kepadanya serta memperoleh ma’rifatullah dan menjadi salah satu seorang pembesar kepada para masyayikh, menjadi orang yang ahli ilmu dan ilmu bathin Rahimahullah.

Syaikh Abul Hasan Ali Asy-Syadzili yang hidup sezaman dengan Ibnu Harzahim mengatakan, “Dan pada hari wafatnya syaikh Ibu Harzahim, bekas pukulan itu masih nampak jelas pada punggung beliau.”

Sumber : Kitab Minhajul Al Abidin Ila Jannah Rab Al Alamin Terjemahan Syeikh Daud Bin Abdullah Al Fatani Karangan Imam Ghazali

No comments:

Post a Comment