Saturday, 25 April 2015

BAU WANGI DARI SETIAP LANGKAH BINATANG TUNGGANG IMAM AZ-ZUHRI


"Aku tidak menyangka bahwa ada orang yang menguasai ilmu seperti Ibnu Syihab". (Rabiah ar-Ra'yi Rah.a) 

Diantara keagungan dan wujud Maha kuasa Allah adalah menjadikan Imam ini keturunan dari orang-orang yang paling banyak memusuhi Nabi SAW. Namun, Allah-lah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati, dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. Allah Maha kuasa menciptakan laki-laki ini: Muhammad bin Muslim bin Ubaidillah bin Abdullah bin Syihab az-Zuhri al-Quraisy. Ia lahir dikota Syam. Dalam lembaran sejarah, ia dikenal dengan nama Imam az-Zuhri.

Ia dikurniakan usia panjang. Muhammad az-Zuhri sempat bertemu dengan sebagian sahabat Nabi SAW, bertemu dengan 11 sahabat dan mengambil ilmu dari mereka. Ia meriwayatkan hadis dari Abdullah bin Umar, Anas bin Malik, Sahl bin Sa'ad, Saib bin Yazid dan beberapa sahabat lainnya. 

Muhammad az-Zuhri sangat mencintai ilmu. Ia bersedia melakukan perjalanan panjang untuk menuntut ilmu. Begitu cintanya pada ilmu sehingga dengan bangga ia berkata:
'Tidaklah kesabaran seseorang terhadap ilmu seperti kesabaranku. Tidak juga mereka menyebarkannya seperti diriku."

Jika ia masuk ke rumah, ia langsung bergelumang dengan buku sehingga melupakan hal-hal lain. Ketika isterinya masuk. Muhammad az-Zuhri selalu bersama bukunya. Sang isteri sampai cemburu. Tapi, wajarkah seseorang cemburu terhadap buku. Cemburu pada buku yang telah menyita waktu suaminya? Sang isteri pernah berdiri disampingnya seraya berkata:
'Demi Allah, kecemburuanku pada buku-buku ini lebih besar daripada tiga wanita?"

Beginilah Muhammad az-Zuhri menghabiskan waktunya. Untuk itu, ia selalu mendampingi para ulama. Ia pernah berkata,"Haiwan tungganganku berjalan mengiringi Said bin Musayyib selama lapan tahun."

Lihat juga keseriusan Muhammad az-Zuhri terhadap ilmu ketika dia menyertai Ubaidillah bin Abdullah bin Utbah, salah seorang ahli fiqih Madinah. Muhammad az-Zuhri melayaninya layaknya seorang pembantu melayani tuannya. Ketika pembantu sebenarnya Ubaidillah pergi, Muhammad az-Zuhri datang mengetuk pintu.

'Siapa didepan pintu," tanya Ubaidillah.
Pembantu Ubaidillah menjawab," Pelayanmu!"

Ubaidillah mengira pembantunya. Padahal, dia adalah Muhammad az-Zuhri.

Kerana itu, tidak heran kalau Muhammad az-Zuhri banyak mengumpulkan ilmu. Benarlah Laits bin Sa'ad memberikan pujian, 'Aku tidak mengetahui ada orang alim yang mengumpulkan banyak ilmu daripada Ibnu Syihab."

Suatu ketika, Muhammad az-Zuhri pergi ke Madinah. Disana ia bertemu dengan Rabiah ar-Ra'yi. Keduanya pun masuk ke pejabat hingga waktu asar . Muhammad az-Zuhri berkata,"Aku tidak menyangka bahwa di Madinah ada orang sepertimu."

Rabiah ar-Ra'yi keluar seraya berkata,"Aku tidak menduga bahwa ada orang yang menguasai ilmu seperti Ibnu Syihab."Maksudnya, Muhammad az-Zuhri.

Ia juga mendapat pujian dari Khalifah Umar bin Abdul Aziz,"Bagi Ibnu Syihab, Sungguh kalian tak akan menemukan seseorang yang lebih mengetahui Sunnah terdahulu darinya."

Imam az-Zuhri juga dikurniakan Allah dengan kekuatan menghafal dan mengingat. Ia sangat bersyukur dengan kurniaan ini. 'Tidak ada sesuatu pun yang diterima hatiku yang kulupakan." Ia juga berkata,"Aku tidak pernah ragu terhadap hafalan hadisku kecuali satu hadis. Aku pun menanyakan pada salah seorang sahabatku. Ternyata seperti yang kuhafal."

Muhammad az-Zuhri tidak hanya bergantung kepada banyak ilmu, tapi juga mengamalkannya. Suatu ketika Muhammad bin al-Munkadir melihatnya lalu berkata," Aku melihat diantara dua mata az-Zuhri ada tanda bekas sujud." Ini menunjukan banyaknya ibadah sang imam.

Perhatikan juga kedalaman ilmu fiqihnya. Dia berbuka pada puasa Ramadhan ketika musafir. Namun saat hari Asyura' ketika safar, dia justru berpuasa. Saat ditanya mengapa dia berbuka dan kadang berpuasa ketika musafir, ia menjawab,"Sesungguhnya puasa hari-hari ramadhan boleh diganti dengan hari lain. Sedangkan hari Asyura' tidak."

Betapa indah ibadah ahli ilmu. Betapa indah ibadah para ulama. Betapa banyak buat orang alim ketika membaca Al-Qur'an mendapatkan kenikmatan yang tidak didapati orang selain mereka. Dengan membaca Al-Qur'an, mereka mengetahui perintahNya dan memahami yang halal dan haram.

Ketika salah seorang saudaranya ditanya, apakah az-Zuhri menggunakan minyak wangi, saudaranya menjawab,"Aku mencium minyak wangi dari langkah haiwan kendaraan az-Zuhri."

Bukanlah termasuk zuhud seseorang yang menolak perhiasan dunia. Zuhud adalah memakan yang halal tanpa berlebihan. Siapa yang makan yang baik dan melaksanakan HakNya dan mengambil dari dunia sekadar yang ia perlukan, itulah zuhud sebenarnya.

Muhammad az-Zuhri biasa bergaul dengan para penguasa. Kerananya, para khalifah Bani Umayyah banyak yang memuliakannya. Suatu saat ia berada disuatu kaum yang mengeluh,"Kami mempunyai 18 wanita yang sudah lanjut usia. Mereka tidak mempunyai pelayan."

Imam az-Zuhri segera memberikan 11111 dirham, dan menyiapkan 1111 dirham untuk pelayan mereka.

Raja' bin Haywah pernah menasihatinya tentang hubungan dengan para penguasa Bani Umayyah,"Tidaklah engkau aman dari tangan-tangan mereka (maksudnya para penguasa Bani Umayyah)."

Imam az-Zuhri berjanji untuk mengurangi hubungannya. Ketika suatu saat, Raja' menemuinya, az-Zuhri sudah meletakan makanan dan meninggalkan manisan mereka. Raja' berkata,"Wahai Abu Bakar, ini yang kami bezakan." Lalu az-Zuhri berkata,"Sesungguhnya, kedermawanan itu tidak boleh dengan cuba-cuba."

Ahmad bin Hanbal berkata,"az-Zuhri orang yang terbaik dalam hal hadis dan terbaik dalam hal isnad."

Walaupun dekat dengan penguasa, hal itu tidak membuat imam az-Zuhri dari menjadi pengampu penguasa. Ia tetap tegas menolak hal yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. 

Demikianlah. Imam az-Zuhri tetap pada pendiriannya. Ia wafat dalam usia 72 tahun. Ia meninggal pada malam selasa, 17 Ramadhan tahun 124 Hijriyah.

No comments:

Post a Comment