Friday 5 January 2018

MENGAPA IBNU ATHA' MENGUTUK ALI BIN ISA


Ibnu Atha' dituduh seorang bid'ah. Ali bin Isa yang menjawat wazir khalifah, memanggil dan mencela Ibnu Atha', Ibnu Atha' menjawab dengan kata-kata yang kasar. Si wazir murka dan me-merintahkan hamba-hambanya melepaskan sepatu yang sedang dipakainya, dengan sepatu itu mereka harus memukul kepala Ibnu Atha' sampai ia mati. Di dalam penyiksaan itu Ibnu Atha' meneriakkan kutukan kepadanya: "Semoga Allah memutuskan kaki dan tanganmu!"

Di belakang hari khalifah marah kepada wazirnya, Ali bin Isa, dan memerintahkan agar tangan dan kakinya dipotong.

Sehubungan dengan peristiwa ini beberapa di antara tokoh-tokoh sufi menyalahkan Ibnu Atha' dan berkata: "Jika melalui doa-doamu engkau dapat memperbaiki manusia, mengapakah engkau mengutuk dia? Seharusnya engkau mendoakan keselamatannya". Tetapi tokoh-tokoh sufi yang lain membela Ibnu Atha' dan berkata: "Mungkin sekali Ibnu Atha' mengutuk si wazir untuk membela kaum Muslimin kerana ia adalah seorang wazir yang zalim".

Sebuah penjelasan lain yang membela Ibnu Atha' adalah: sebagai seorang manusia yang bermata hati tajam, Ibnu Atha' mengetahui malapetaka yang akan menimpa diri si wazir. Ia hanya menyatakan persetujuannya terhadap takdir Allah itu, dengan demikian Allah menyatakan kehendak-Nya melalui lidah Ibnu Atha', sedangkan Ibnu Atha' sama sekali berlepas tangan.

Menurut pendapat saya (Syeikh Fariddudin Attar), sesungguhnya Ibnu Atha' tidak mengutuk si wazir. Bahkan sebaliknya, Ibnu Atha' mendoakan demikian supaya si wazir dapat mencapai derajat seorang syuhada. Ibnu Atha' mendoakan agar si wazir menanggung kehinaan di atas dunia ini dan kehilangan kedudukannya yang tinggi beserta kekayaannya yang berlimpah itu. Jadi dengan sudut pandangan yang seperti ini terlihatlah bahwa Ibnu Atha' semata-mata menghendaki kebaikan bagi Ali bin Isa, kerana bukankah hukuman di atas dunia ini jauh lebih ringan daripada di akhirat?

Sumber : Kitab Tazkiratul Auliya Karangan Syeikh Fariddudin Attar

No comments:

Post a Comment