Monday 3 October 2016

KELAHIRAN RABIAH AL ADAWIYAH


Pada malam Rabi'ah dilahirkan ke atas dunia, tidak ada sesuatu barang berharga yang dapat ditemukan di dalam rumah orang tuanya, kerana ayahnya adalah seorang yang sangat miskin. Si ayah bahkan tidak mempunyai minyak barang setetes pun untuk puterinya itu. Mereka tidak mempunyai lampu dan tidak mempunyai kain untuk menyelimuti Rabi'ah. Si ayah telah memperoleh tiga orang puteri dan Rabi'ah adalah puterinya yang keempat. Itulah sebabnya mengapa ia dinamakan Rabi'ah.

"Pergilah kepada tetangga kita si anu dan mintalah sedikit minyak sehingga aku dapat menyalakan lampu" isterinya berkata kepadanya.

Tetapi si suami telah bersumpah bahwa ia tidak akan meminta sesuatu jua pun dari manusia lain. Maka pergilah ia, pura-pura menyentuhkan tangannya ke pintu rumah tetangga tersebut lalu kembali lagi ke rumahnya.

"Mereka tidak mau membukakan pintu" ia melaporkannya kepada isterinya sesampainya di rumah.

Isterinya yang malang menangis sedih. Dalam keadaan yang serba memprihatinkan itu si suami hanya dapat menekurkan kepala ke atas lutut dan terlena. Di dalam tidurnya ia bermimpi melihat Nabi.

Nabi bersabda: "Janganlah engkau bersedih, kerana bayi perempuan yang baru dilahirkan itu adalah ratu kaum wanita dan akan menjadi penengah bagi 70 ribu orang di antara kaumku". Kemudian Nabi meneruskan; "Besok, pergilah engkau menghadap 'Isa az-Zadan, Gabenor Bashrah. Di atas sehelai kertas, tuliskan kata-kata berikut ini: 'Setiap malam engkau mengirirnkan shalawat seratus kali kepadaku, dan setiap malam Jum'at empat ratus kali. Kemarin adalah malam Jum'at tetapi engkau lupa melakukannya. Sebagai penebus kelalaianmu itu berikanlah kepada orang ini empat ratus dinar yang telah engkau peroleh secara halal'".

Ketika terjaga dari tidurnya, ayah Rabi'ah mengucurkan air mata. la pun bangkit dan menulis seperti yang telah dipesankan Nabi kepadanya dan mengirimkannya kepada gabenor melalui pengurus rumahtangga istana.

"Berikanlah dua ribu dinar kepada orang-orang miskin", Gabenor memberikan perintah setelah membaca surat tersebut, "sebagai tanda syukur kerana Nabi masih ingat kepadaku. Kemudian berikan empat ratus dinar kepada si syaikh dan katakan kepadanya: 'Aku harap engkau datang kepadaku sehingga aku dapat melihat wajahmu. Namun tidaklah layak bagi seorang seperti kamu untuk datang menghadapku. Lebih baik seandainya akulah yang datang dan menghadap pintu rumahmu dengan janggutku ini. Walaupun demikian, demi Allah, aku bermohon kepadamu, apa pun yang engkau perlukan katakanlah kepadaku' ".

Ayah Rabi'ah menerima wang emas tersebut dan membeli sesuatu yang dirasa perlu.

Sumber : KitabTazkiratul Aulia Karangan Syeikh Fariduddin Al Attar

No comments:

Post a Comment