Saturday, 17 December 2016
KEWARAKAN IMAM HARITH AL MUHASIBI
Diriwayatkan apabila Imam Harith AL Muhasibi hendak meraih makanan yang diragukan kehalalannya, urat di belakang jari-jari tangannya akan mengejang dan jari-jarinya tidak dapat digerakkan seperti yang dikehendakinya. Apabila hal seperti itu terjadi, tahulah ia bahwa makanan itu diperoleh dengan tidak wajar.
Junaid meriwayatkan: "Pada suatu hari, Harith mengunjungiku, nampaknya ia sedang lapar. 'Akan aku ambilkan makanan untuk pakcik', kataku. 'Baik sekali', jawab Harith. Aku pun pergi ke gudang mencari makanan. Aku dapatkan sisa-sisa makanan yang diantarkan kepada kami dari suatu perayaan perkawinan untuk makan malam. Aku ambil makanan itu dan ku hidangkan kepada Harith. Tetapi ketika Harith hendak mengambilnya, tangannya mengejang tidak dapat digerakkannya. Sempat ia memasukkan sesuap makanan ke dalam mulutnya, tetapi tidak dapat menelannya walau bagaimana pun ia paksakan. Untuk beberapa lama dikunyah-kunyahnya makanan itu, kemudian ia pun berdiri, pergi ke luar, meludahkannya di serambi, dan lalu pulang".
Di kemudian hari aku tanyakan kepada Harith, apakah sebenarnya yang telah terjadi. Harith menjawab: 'Waktu itu aku memang merasa lapar, dan ingin menyenangkan hatimu. Namun Allah memberi isyarat khusus kepadaku sehingga makanan yang diragukan kehalalannya tidak dapat aku telan sedang jari-jariku tidak mahu menyentuhnya. Aku telah berusaha sedapat-dapatnya menelan makanan itu, tetapi berjaya. Dari manakah engkau memperoleh makanan itu?'. 'Dari seorang kerabat', jawabku".
"Kemudian aku berkata kepada Harith: Tetapi sekarang ini mahukah engkau datang ke rumahku?'. 'Baiklah', jawab Harith. Aku pun pulang bersama Harith. Di rumah ku keluarkan sekerat roti kering dan kami pun segera memakannya. Harith kemudian berkata: 'Makanan yang seperti inilah yang harus dihidangkan kepada para guru sufi' ".
Sumber : Kitab Tazkiratul Auliya Karangan Syeikh Fariddudin Attar
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment